DOSIS OBAT

Jumat, 05 Februari 2010

PENGERTIAN UMUM MENGENAI DOSIS

Dengan dosis obat dimaksud jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal.

Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor-faktor penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga faktor tersebut di bawah ini didapati sekaligus.

Faktor Obat

1. Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, kristal/amorf, dsb.
2. Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.
3. Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.

Cara Pemberian Obat Kepada Penderita

1. Oral : dimakan atau diminum
2. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb
3. Rektal, vaginal, uretral
4. Lokal, topikal
5. Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal, dsb

Faktor Penderita

1. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik
2. Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar
3. Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormon
4. Ras : “slow & fast acetylators”
5. Toleransi
6. Obesitas : untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan
7. Sensitivitas individual
8. Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat


By : Ars Prescribendi

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wow...

ti2k's blog Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino