Cara dan Waktu Penggunaan Obat yang Tepat

Rabu, 03 Februari 2010

Cara Penggunaan Obat

Bermacam-macam cara penggunaan obat dimungkinkan yaitu obat suntik, obat yang ditelan atau diminum, obat yang ditaruh di bawah lidah (sublingual), obat luar, obat kumur, obat rektal, intravaginal, dan sebagainya.
Cara penggunaan obat yang tepat ditentukan oleh dokter waktu menetapkan terapi yang akan diberikan kepada penderita, dengan perkataan lain harus disesuaikan dengan penderita serta indikasi penyakitnya, dan juga harus disesuaikan dengan sifat fisika-kimia obatnya.

Waktu Penggunaan Obat

Untuk mencapai efek terapeutik yang optimal (di samping menghilangkan, atau sekurang-kurangnya mengurangi efek samping obat yang mengganggu) harus ditetapkan pula waktu suatu obat digunakan. Waktu penggunaan obat ini juga harus dicantumkan pada resep, sehingga nantinya juga tertilis pada etiket wadah obat yang diterima penderita dari Apotek. Diantara waktu penggunaan obat yang penting adalah :
1. Sebelum makan : ante coenam, pada resep disingkat dengan ac (antara lain untuk obat pembuka nafsu makan)
2. Sesudah makan : post coenam, pada resep disingkat dengan pc (antara lain untuk Acetosal, preparat Fe, Digitalis, dan lain-lain yang memberikan iritasi pada lambung)
3. Sedang/waktu makan : durante coenam, pada resep disingkat dengan dc (antara lain untuk enzim yang membantu pencernaan)
4. Malam/sebelum tidur : ante noctem, pada resep disingkat dengan an (antara lain obat hipnotika, kebanyakan traquilizer, laxans yang bekerja lambat seperti phenolphthalein dan derivat anthrachinon yang mempunyai “onset of action” setelah 6 – 8 jam).
5. Pagi hari : mane, pada resep ditulis mane (antara lain untuk laxans seperti Magnesii Sulfas dengan “onset of action” cepat, diuretika dengan “duration of action” sampai 10 – 12 jam. Kedua-duanya, andaikata diberikan pada malam hari, akan sangat mengganggu ketenangan tidur penderita).
6. Sesudah buang air besar : post defaecatio, pada resep disingkat dengan post defaec. (antara lain untuk suppositoria analia. Kalau tidak diberikan post defaecatio, maka kemungkinan obat belum sempat bekerja sudah dikeluarkan bersama feces).

Cara dan waktu penggunaan atau pemakaian suatu obat hendaknya harus pula dikomunikasikan oleh dokter yang menulis resep kepada penderita, untuk menghindari kesalahan penggunaan obat. Kesalahan-kesalahan yang aneh sering terjadi, karena penderita tidak memahami pemakaian obatnya, misalnya suppositoria tidak dimasukkan ke dalam anus, tetapi di telan.


By : Ars Prescribendi


0 komentar:

ti2k's blog Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino