Kala Suami Rindu Masakan Istri

Minggu, 31 Januari 2010

Para suami yang merindu, ingatkah kapan terakhir memuji masakan yang diolah tangan mulus istri Anda? Atau, kapan terakhir kali menolong istri di dapur, walau hanya dengan mencuci piring yang Anda pakai? Sudah berapa lama usia pernikahan Anda? Dalam rentang waktu itu, pernahkan sekali saja memasakkan sesuatu untuk istri Anda? Setidaknya, pernahkah sekedar membuatkannya teh hangat di pagi hari? Hal-hal yang nampak sepele namun sangat berarti bagi istri.
Rindu masakan istri melambangkan betapa suami membutuhkan kasih sayang pendampingnya. Jerih payah istri membeli bahan makanan di pasar, meracik bumbu, menyalakan api untuk menggoreng, hingga menyajikannya di meja makan adalah suatu bukti cinta dan bakti seorang istri. Meski bukan berarti mereka yang tidak bisa memasak adalah istri yang tidak berbakti. Dan suami tentu harus dapat menghargainya.
Salah satu sikap suami yang menghargai istrinya dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Suatu malam saat sedang bercengkerama dengan Aisyah ra., Rasul meminta izin melakukan sholat malam, “Ya Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Tuhanku.”
Kemudian Aisyah berkata, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tapi juga senang melihatmu beribadah.”
Setelah diizinkan Aisyah, barulah Rasul berwudlu. Kejadian tersebut mengisyaratkan betapa istri adalah seorang yang terhormat di mata Rasul. Penggalan kisah ini dinukil oleh Ibnu Katsir. Banyak hikamh yang dapat Anda contoh dari perilaku Rasul. Tentang penghargaan, penghormatan, dan kecintaan beliau yang ditunjukkan lewat perhatian, kesetiaan yang tulus, serta cinta yang bersih.
Kala suami merindukan masakan istri, jangan serta merta mencibir bila masakannya kurang mengena di lidah Anda. Jangan menghina bila istri ternyata belum bisa memasak. Inilah kesempatan Anda untuk membimbing istri tercinta.

Memasak adalah Ibadah

Jika istri Anda enggan memasak, berilah pemahaman bahwa memasak bisa menjadi satu bentuk ibadah. Jika diniatkan lillahi ta’ala untuk menyenangkan suami, insya Allah tersedia pahala bagi istri. Yakinlah bahwa memasak tidak sesulit yang dia bayangkan. Belilah buku-buku resep masakan praktis yang bisa dipraktikkan di rumah.

Belajar Menghargai

Bukan suatu hal yang memberatkan untuk menghargai makanan yang dimasak khusus untuk Anda setiap hari, dengan mengusahakan tidak makan sore di luar. Dan bila istri Anda belum mahir memasak, hargai setiap masakan eksperimen buatannya. Jika ingin memberi masukan, katakan dengan cara santun atau dengan sentuhan humor. Bukankah kalimat bijak mengatakan Bisa Karena Biasa.

Tidak Pelit Pujian

Secara psikologis, manusia perlu merasa dihargai. Salah satu bentuk penghargaan yang tidak mahal adalah memberinya pujian. Kata-kata seperti “Masakan Mama enak sekali” atau “Wah, ternyata aku memang tidak salah memilih istri” tentu akan membuatnya bangga.

Masuk ke Dapur

Sebagai suami yang baik, tak ada salahnya Anda menyelami aktivitas istri di rumah. Ketika dia sedang sibuk di dapur, dekati dan bantulah dia semampu Anda. Istri akan merasa senang karena Anda begitu perhatian padanya. Bila anda sangat menyayanginya, mengapa tidak belajar memasak? Sesekali gantian Anda yang memanjakan istri.

Cinta bisa datang dari mana saja. Dan terbukti, salah satunya bisa datang dari kelezatan masakan istri yang mengisi perut Anda.


By : Anggun

0 komentar:

ti2k's blog Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino